Futiha.com Jakarta - Jajanan tradisional menyerupai cilok, cireng dan seblak semakin diantre pembeli sepanjang 2017. Ini balasan Chef Odie Djamil.
Kuliner yang hits dan booming di masyarakat terbagi menjadi dua yakni masakan tradisional yang tampil gres dan masakan yang memang hasil kreasi kekinian. Kepada Detikfood, Chef Odie Djamil menyampaikan masakan tradisional justru punya potensi yang jauh lebih besar untuk tetap eksis dibandingkan masakan kreasi baru.
"Justru yang long lasting itu kuliner klasik. Kenapa jajanan tradisional selalu jadi tren alasannya ialah sehari-hari orang memang cari itu, memang camilannya mereka," kata Chef Odie yang juga pemilik restoran Maple & Oak ini.
Foto: detikFood |
Selain rasa yang familiar di pengecap orang Indonesia, jajanan tradisional juga gampang ditemui dimana saja. Penjualnya bahkan dapat dijumpai di hampir seluruh pinggir jalan. Harga yang terjangkau kemudian jadi alasan berikutnya.
"Orang kan dari dulu memang jajannya cilok, cireng, seblak, kini ada tahu bulat. Siapa yang enggak suka tahu coba? Ada tahu bentuk baru, rasanya tetaap tahu ya niscaya diburu," lanjut Chef Odie.
Kadang meskipun jajanan tradisional berevolusi dengan sentuhan kreasi kekiniaan. Asal sensasi rasa serta teksturnya tidak berubah maka orang akan tetap setia memburu.
Pria ramah ini juga menjabarkan kriteria selera orang Indonesia terhadap masakan baru. Menurutnya orang Indonesia suka kuliner yang rasanya manis, bertekstur fluffy serta kuliner renyah.
Foto: Detikfood |
"Kalau mau jualan masakan baru, harus paham dulu sama selera pasar. Baca market sebelum buka usaha, yang orang suka apa, harganya gimana. Kalau sudah tau niscaya laku dan jadi tren kuliner," bebernya.
Intinya berdasarkan Chef Odie, tidak ada tren masakan yang aman. Semuanya terus berganti. Bahkan sirkulasi tren masakan sangat cepat.
Posting Komentar