Sebagai blog pribadi tempat berbagi hal-hal tentang Dunia IT, IoT, Islam, Internet Marketing dan segala bentuk kebaikan untuk ditularkan

✓ Asyiknya Menyeruput Sarabba Dan Ngemil Putu Cangkiri Di Ptb

Foto: dok. detikFoodFoto: dok. detikFood

Futiha.com Makassar - Selain Bantimurung dan Rammang-Rammang, ada daerah menarik dan layak dikunjungi. Namanya, Pantai Tak Berombak (PTB). Sambil menanti senja, Anda dapat menikmati aneka jajanan lezat di sini.

Terletak di sentra kota Maros, tepatnya di Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, sebuah danau buatan seluas 2 hektare membentang. Di sekeliling danau ini, ada ratusan pedagang kaki lima yang menjajakan aneka ragam masakan dari minuman hingga makan.

Anda dapat menentukan masakan tradisional maupun masakan kekinian. Namun, lebih asyik merasakan aneka masakan tradisional yang mulai punah namun masih tetap diminati oleh banyak pengunjung.

Salah satunya, kudapan elok tradisional yang dikenal dengan nama Putu Cangkiri. Kue yang berbahan dasar tepung beras dan kelapa ini, masih menjadi kudapan elok primadona di antara sekian banyak kudapan elok di sini. Rasanya yang elok dan gurih, dapat jadi masakan ringan lezat sebelum makan malam.

Asyiknya Menyeruput Sarabba dan Ngemil Putu Cangkiri di PTBFoto: dok. detikFood

Putu Cangkiri ini tidak akan lengkap jikalau tidak disandingkan dengan minuman khas yang dikenal dengan nama Sarabba. Di Pulau Jawa, Sarabba ini dikenal dengan nama wedang jahe atau Bajigur, hanya saja, minuman khas Bugis-Makassar ini lebih banyak menggunakan adonan rempah.

Baca Juga: Bajigur dan Saraba, Minuman Hangat nan Nikmat Khas Indonesia

"Setiap senja hingga malam, daerah ini memang sangat ramai. Bukan hanya bagi muda-mudi, tapi juga banyak keluarga. Mereka ke sini untuk menikmati pemandangan dan juga merasakan masakan yang beragam," kata salah seorang pengunjung, Nurhana, Selasa (13/3/2018).

Di daerah ini, Anda tidak usah merogoh kocek yang banyak untuk sekedar duduk dan nongkrong. Selain telah disiapkan daerah duduk dengan taman-taman rimbun, harga makanannya ramah dikantong. Dengan modal Rp 15 ribu, traveler sudah dapat menikmati segelas Sarabba dan 5 buah putu cangkir.

Asyiknya Menyeruput Sarabba dan Ngemil Putu Cangkiri di PTBFoto: dok. detikFood


Selain dua hidangan tersebut ada juga masakan khas Bugis-Makassar lain menyerupai Coto, Konro dan Pallu Basa. Harganyapun sangat terjangkau, sebab di daerah ini, pedagang kaki lima tidak dipungut sewa daerah oleh pihak Pemerintah Daerah. Mereka hanya diwajibkan membayar lsitrik dan uang kebersihan.

Untuk menikmati pemandangan senja yang memukau, Anda dapat duduk di potongan timur atau di anjungan yang berada sebelah barat di atas danau PTB. Saat senja, mata akan terpukau dengan pemadangan awan dengan biasan cahaya jingga yang sudah mulai tenggelam.

"Tidak ada daerah lain di tengah kota yang indah menyerupai ini. Selain untuk makan,kita dapat menikmati pemandangan senja dan gemerlapnya lampu malam. Soal masakan gak usah khawatir di sini sangat murah meriah," sebut Nurhana.

Asyiknya Menyeruput Sarabba dan Ngemil Putu Cangkiri di PTBFoto: dok. detikFood

Sejak diresmikan pada awal tahun 2011, PTB ini menjadi sentra wisata masakan satu-satunya yang ada di Maros. Awalnya, lokasi ini menjadi daerah relokasi pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan poros. Setelah ditata, lokasi ini bermetamorfosis menjadi arena wisata keluarga dan masakan terbaik di Indonesia pada tahun 2013.

"Tahun 2013 Bupati Maros, Hatta Rahman meraih penghargaan sebagai juara pertama dalam kategori tata kelola pemerintahan Innovative Govermant Award (IGA). Penghargaan ini dari hasil penataan kaki lima oleh Pemerintah ketika itu," kata Kadis Pariwisata Maros, Kamaluddin Nur.

Asyiknya Menyeruput Sarabba dan Ngemil Putu Cangkiri di PTBFoto: dok. detikFood

Asal muasal penamaan Pantai Tak Berombak sendiri didasarkan pada danau buatan yang berada sempurna di tengah lokasi wisata masakan ini. Karena tidak mempunyai ombak, makanya disebutlah sebagai pantai tak berombak. Selain itu, warga Maros juga sangat erat dengan penamaan pantai Losari di Makassar sehingga digunakannlah kata pantai.

"Yah dulu masyarkat kita kan taunya hanya pantai Losari. Pas ini ada, terbawalah nama pantai itu. Karena danaunya tidak ada ombaknya, makanya disambunglah menjadi Pantai Tak Berombak menyerupai ketika ini," jelas Kamaluddin.

Baca Juga: Gurih Kental Palubasa Ayam yang spesial dari Makassar

Posting Komentar

[facebook]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget